Belanja di warung tetangga. Ya, kalimat ini pernah ramai
diperbincangkan di berbagai media. Kalimat ini merupakan ajakan kepada kalayak
ramai untuk kembali membudayakan berbelanja di warung tradisional milik
tetangga, dengan tujuan meningkatkan pertumbuhan usaha kecil menengah.
mm.. tunggu, tunggu!
Apa yang membedakan antara “Warung Tetangga” dengan “Minimarket” ? bukankah
minimarket juga milik perseorangan yang mungkin juga tetangga kitalah yang
menjadi ownernya? Apakah kita tidak boleh belanja di “minimarket” milik
tetangga yang dulunya juga warung kelontong dan sekarang sudah lebih maju?
Baiklah.. mari kita bahas. Pertama, kita samakan dulu
persepsi kita mengenai “Warung Tetangga”, “Bukan Warung Tetangga”dan
“Minimarket”. “Warung Tetangga” adalah warung skala kecil, merupakan usaha
rumahan, dan bersifat tradisional (tidak menggunakan sistem swalayan) yang
sering disebut sebagai kios. Siapa saja yang dianggap bukan Warung Tetangga? Pada kalimat diatas, bukan termasuk Warung Tetangga adalah toko skala menengah keatas dengan
konsep modern dan menggunakan sistem swalayan. Pada konsep ini, “Minimarket”
dianggap dalam kelompok “Bukan warung tetangga”, yang lebih mengerucut pada
sebuah toko modern seperti Alfamart atau Indomaret yang keberadaannya semakin
banyak dan dekat dengan rumah.
Mengapa kegiatan belanja di warung tetangga digagas?
Sebenarnya apa keuntungan yang kita peroleh jika kita belanja di “Warung
Tetangga”. Ketika kita membeli di warung tetangga, selain dekat,
juga ada interaksi sosial bukan sekedar transaksi barang. Kelebihan lain yaitu harga di warung tetangga yang relatif lebih
murah, hemat ongkos
parkir, bensin serta waktu. Dari sisi perekonomian kita dapat menumbuhkan,
membantu pemerataan perekonomian,
serta memberdayakan masyarakat. Bayangkan betapa bahagianya
tetangga pemilik warung saat kita belanja senilai 100 ribu, padahal nilai ini
tidak ada artinya jika kita belanja di swalayan besar. Melalui
warung tetangga pula ratusan sales berdatangan, sehingga membantu mempertahankan lapangan pekerjaan. Selain
itu terdapat nilai silaturahmi antar tetangga sehingga lebih mengetahui
kondisi tetangga, bisa mengerti kondisi kampung serta perubahan-perubahan yang terjadi di
kampung. Inilah sisi
kemanusiaan anda yang dapat anda peroleh jika berbelanja di Warung Tetangga.
Lebih
jelasnya, Warung Tetangga mengedepankan sisi kemanusiaan dan pertumbuhan
ekonomi yang positis dan merata. Ketika kita berbelanja di warung tetangga,
secara tidak langsung kita mendukung kemajuan Warung / Kios tetangga untuk
lebih maju, mampu mengembangkan omset dan modal usaha sehingga bisa menjadi Minimarket Rumahan.
Nah, mari
kita dukung Warung Tetangga kita untuk lebih maju, sehingga mereka mampu
meningkatkan usaha mereka. Betapa bangganya kita saat kita melihat tetangga
kita bisa memperluas warung mereka, membeli aset untuk warung mereka, dan meningkatkan taraf hidup
mereka menjadi lebih baik. Hingga suatu saat nanti ketika tetangga kita dapat
meningkatkan usaha warungnya menjadi sebuah minimarket modern, kita dapat
berbangga untuk mengatakan Mari Belanja
di Minimarket Tetangga! J
Comments
Post a Comment