Skip to main content

Mendongkrak Penjualan Toko Minimarket dengan Permen!


Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen menyukai permen, ada beberapa dari mereka yang sengaja memasukkan daftar permen ke dalam catatan belanja, dan ada juga yang tanpa rencana dan tanpa keberatan jika menambahkan permen dalam belanjaan mereka. Permen merupakan hal sepele namun tanpa kita sadari justru permen menjadi salah satu produk fast moving ketika kita ‘benar’ saat mendisplay beberapa produk permen.
Menurut sebuah artikel di Shopper Marketing Magazine, 76% pembeli yang disurvei tidak senang dengan kekacauan di toko kelontong tradisional. Permen yang dipajang di rak toko biasa atau tampilan rak toko standart begitu membosankan. Terkadang para penggemar permen tidak suka jika harus membeli permen di lorong permen dari sebuah toko / minimarket. Kebanyakan pembeli berjalan pergi tanpa permen di keranjang belanja mereka atau menghindari lorong-lorong tersebut.

Lantas bagaimana memajang sebuah produk permen sehingga bisa mendongkrak penjualan? Mari kita intip strategi display permen pada minimarket dari Hershey.

Contoh Desain Pop up Shop Hersheys
Pembeli sering menghindari peralatan pemajangan toko kelontong tradisional yang menampilkan permen. Pembeli rata-rata hanya bisa ‘melihat’ produk dengan cepat pada eye level, yaitu area shelving rak yang terjangkau oleh pandangan mata saat berjalan . Sebagian besar panjang lorong toko kelontong / minimarket berjarak 5 sampai 10 m. Pada pandangan pertama, ini terlihat seperti lautan produk yang tak ada habisnya, sehingga membuat orang malas untuk menelusuri lorong permen tersebut.
Perusahaan Hershey membuat konsep store within a store (SWAS)_pop up store. Jenis ide desain interior toko ini tujuannya agar berbelanja permen lebih menyenangkan dan produktif, yaitu dengan membuat rak display khusus atau mwmbuat toko kecil di dalam toko / minimarket. Hershey percaya bahwa jika mereka mampu mencapai tujuan itu, penjualan permen akan meningkat setidaknya 25%.
Ada lima hal yang perlu dilakukan. Diantaranya:
  1. Keluarkan kategori permen dari lorong dan masuk ke tempat yang lebih terbuka di area di mana pembeli tidak dapat melewatkannya.
  2. Tinggalkan model display merchandise ritel "berantakan" dan mulai mengatur produk dengan lebih baik agar produk lebih mudah ditemukan.
  3. Membuat ide tampilan yang menyenangkan dan menghidupkan kembali beberapa ikon permen yang paling dikenal.
  4. Meningkatkan penjualan minimal 25% sekaligus meningkatkan jumlah pembelian secara keseluruhan.
  5. Bangun loyalitas pelanggan melalui pengalaman berbelanja yang lebih menyenangkan.
Konsep tampilan pemajangan produk permen secara pop up membawa sebuah toko keluar dari tata letak lorong toko kelontong yang biasa. Teknik visual merchandising baru ini menjadikan lorong display menjadi bagian yang sulit dilewatkan pengunjung. Arean display ini sering berada di dekat pintu masuk atau di area checkout, kasir, atau bagian packing.
Penataan produk permen memerlukan pendekatan baru dan teknik merchandising ritel baru. Hershey melakukannya dengan memisahkan produk tidak hanya dengan merek, lokasi, tapi dengan kesempatan penggunaan, membantu pembeli menemukan apa yang mereka cari lebih mudah. Mereka juga mengganti signage toko kelontong yang tidak terlihat menjadi signage yang berbeda dari tanda dan dekorasi belanjaan lainnya di seluruh toko. Hershey mengerti bahwa konsep SWAS akan menjadi tujuan di dalam toko yang tidak ingin dilewatkan oleh pembeli. Bagian terpenting dari program ini adalah ikon permen yang menjadi sorotan di tampilan toko.
Dapatkan berbagai desain rak gondola, visual merchandise, perlengkapan toko minimarket hanya di Sentra Rak, yang telah dipercaya menangani pengadaan rak toko dan minimarket perusahaan ritel di Indonesia.

Sumber : http://www.dgsretail.com/5-Ways-Hershey-Is-Winning-With-Their-New-Store-Within-A-Store-Strategy

Comments

Popular posts from this blog

Meningkatkan Efisiensi Dengan Rak, Shelving, Dan Storage Vertikal

Berfokus pada nilai efisiensi dalam memaksimalkan ruang yang tersedia, dan menjaga pekerja tetap aman saat aktifitas mereka, maka perusahaan dan pelaku usaha ritel dan grosir mengintegrasikan lebih banyak rak susun, rak gondola shelving, dan rak gudang ke dalam inventaris usaha mereka. Untuk memanfaatkan gudang dan ruang DC (Distribution Center) yang ada dengan lebih baik, serta mempercepat proses flow barang, pelayanan dalam meningkatkan efisiensi, serta menjaga agar pekerja tetap aman, dan menertipkan SKU yang digunakan, perusahaan ritel menggunakan Rak, Shelving, dan Storage Vertikal untuk membantu mereka. Beberapa inovasi baru muncul, membantu pengusaha mendapatkan efisiensi dan mengoperasikan gudang yang lebih cerdas, lebih cepat dan lebih baik. Moving up, not out Sistem yang direkayasa yang menggabungkan struktur multi level adalah sistem yang banyak digunakan saat ini untuk Solusi Penyimpanan. Seiring perusahaan memasukkan struktur penyimpanan multi-level ini ke dalam g

Contoh sistem FIFO, LIFO, AVCO, dan FEFO dalam flow barang dagangan

Mengatur keluar masuknya barang di toko kelontong adalah hal yang harus diperhatikan dan juga perlu dilakukan pencatatan dengan jelas seperti kita bahas pada artikel sebelumnya . Mengapa pencatatan ini penting, agar kita dapat mengetahui persediaan barang di rak gudang beserta harga yang berlaku. Dalam mengatur stok barang dagangan, kita mengenal beberapa sistem diantaranya FIFO, LIFO, FEFO, dan AVCO. Masing-masing sistem manajemen barang tersebut dapat diterapkan dengan model pencatatan Perpetual ataupun Periodik. Sebelum kita bahas bagaimana contoh sistem flow barang dagangan, akan sedikit kami jabarkan tentang sistem pencatatannya dalam akuntansi sederhana. Sistem pencatatan persediaan Perpetual mencatat persediaan barang dagangan dan harga pokok penjualan yang diperbarui terus-menerus pada setiap transaksi jual beli. Dalam sistem persediaan Periodik, persediaan barang dagangan dan harga pokok penjualan tidak diperbarui terus menerus. Sebaliknya pembelian dicatat pada ak

Menentukan Harga Jual Murah di Toko Kelontong/Minimarket

Menentukan harga jual merupakan salah satu kunci sukses  bisnis toko kelontong/minimarket . Perlu anda ketahui salah satu kunci sukses menjual adalah harga yang murah. Lalu Bagaimana dong saya menentukan harga jual agar tidak kemahalan? Apabila anda pemula mungkin belum mempunyai gambaran, “Berapa ya harga ecerannya?” Kalau anda bertanya kepada pebisnis toko kelontong / minimarket yang sudah sukses kemungkinan besar tidak akan diberi tahu sebab ibarat seorang Chef yang selalu merahasiakan resep andalannya. Bagi pemula, hal pertama yang perlu anda tanamkan adalah image TOKO MURAH dari pembeli untuk toko kelontong / minimarket anda. Karena apabila image murah sudah melekat di toko anda akan lebih mudah mengembangkan toko . Namun apabila dari awal toko anda sudah dicap mahal akan lebih sulit mengubah image tersebut dan akibatnya jelas toko anda akan sulit untuk berkembang. Bagaimana strategi menentukan harga jual murah untuk toko kelontong / minimarket anda, diantarany

Cara Membuat dan Menggunakan Planogram Toko Kelontong Modern

Menata barang dagangan di toko dirasa penting dalam mempertahankan sebuah toko yang menguntungkan. Display dan penataan yang baik akan memudahkan anda dalam mengelola flow barang. Selain itu display yang rapi dan terprogram akan tampak lebih menarik bagi pelanggan. Seiring meningkatnya persaingan, para distributor dan pengusaha ritel menjadi lebih sadar akan pentingnya merchandising produk dengan benar. Kesadaran itu mengarah pada tampilan penjualan, perencanaan, dan alat pemasaran lainnya yang lebih baik. Untuk mewujudkan penataan yang baik dalam sebuah toko, kita butuh sebuah planogram. Apa itu planogram? Planogram adalah diagram visual, denah, sketsa, atau gambar, yang memberikan detail jumlah dan dimana setiap produk ditempakan di rak minimarket dalam sebuah toko untuk memaksimalkan penjualan. Planogram merupakan bagian dari rencana  visual merchandising. Skema ini tidak hanya menampilkan lokasi sebuah barang dikelompokkan di dalam tata letak toko tetapi juga menunjukkan l

Memperindah dan Menghemat Ruang Minimarket

Ruang penjualan toko kelontong/minimarket yang sempit merupakan tantangan tersendiri bagi calon pengusaha ritel modern. Sempitnya ruang ditambah dengan banyaknya jumlah dan varian barang yang akan dijual biasanya akan membuat suasana toko/minimarket tradisional menjadi penuh sesak dan terkesan berantakan, apadahal sudah sedemikina rupa disusun dan dirapikan. Apa yang salah dari toko tradisional tersebut? Mereka mengesampingkan hadirnya rak gondola minimarket dan rak gudang yang mereka anggap sebagai perlengkapan toko yang membutuhkan banyak alokasi modal, sehingga tak jarang mereka lebih memilih menggunakan rak seadanya. Kekeliruan pertimbangan awal ini ternyata sangat berpengaruh besar terhadap kelangsungan usaha mereka. Rak minimarket dengan berbagai macam variannya perlu dihadirkan sebagai rak display yang terorganisir dengan baik, sehingga akan mempercantik toko anda dan akan banyak menghemat ruang. Barang dagangan yang tertata rapi secara vertikal pada arak shel